Kisah Antara Keberanian dan Pengkhianatan dalam Film The Last Duel
The Last Duel adalah film drama sejarah yang disutradarai oleh Ridley Scott dan dirilis pada 15 Oktober 2021.
Film ini diadaptasi dari buku The Last Duel: A True Story of Crime, Scandal, and Trial by Combat in Medieval France karya Eric Jager. Menggabungkan elemen-elemen dramatis, konflik sosial, dan pertarungan yang mendebarkan. Film ini mengeksplorasi isu-isu seperti patriarki, kehormatan, dan keadilan, serta bagaimana penilaian bias dapat membentuk narasi serta kenyataan.
KUMPULAN DRAMA INDONESIA akan membahas berbagai aspek penting dari film ini, mulai dari plot dan karakter, teknik penceritaan, hingga relevansinya dengan isu kontemporer.
Sinopsis dan Latar Belakang Cerita
Film ini berlatar belakang di Prancis pada tahun 1386 dan mengikuti kisah Jean de Carrouges (diperankan oleh Matt Damon). Seorang kesatria yang menantang mantan temannya, Jacques Le Gris (Adam Driver), untuk dueling setelah istrinya. Marguerite (Jodie Comer), menuduh Jacques melakukan pemerkosaan.
Plot film ini dipecah menjadi tiga bagian, masing-masing dari sudut pandang karakter utama: Jean, Jacques, dan Marguerite. Seiring dengan berkembangnya cerita, terlihat bagaimana hubungan antara ketiga karakter ini bergerak dari persahabatan menjadi permusuhan yang pahit.
Jean, seorang kesatria yang terhormat, merasa ditinggalkan oleh majikannya, Count Pierre d’Alençon (Ben Affleck), yang lebih memilih Jacques. Situasi semakin berbahaya ketika Marguerite mengungkapkan bahwa ia telah menjadi korban kekerasan.
Dengan tidak adanya saksi dan pengakuan yang saling bertentangan, Jean mengajukan permohonan permintaan duel untuk membela kehormatan keluarganya, serta reputasinya di hadapan raja dan masyarakat.
Penggambaran hati nurani Marguerite sebagai wanita di tengah masyarakat patriarkal yang merendahkan pendapatnya menarik perhatian penonton, yang tegas pada kalimat besarnya yaitu Kebenaran harus diungkap. Exposisi yang berbobot dan penggambaran kekuasaan, kekuasaan wanita, serta perjuangan untuk mendapatkan keadilan menjadi jantung dari film ini.
Karakter dan Pengembangan Cerita
Kekuatan film ini terletak pada karakter-karakternya yang kompleks dan mendalam:
Jean de Carrouges (Matt Damon)
Jean digambarkan sebagai protagonis yang penuh dengan kehormatan, tetapi pada saat yang sama juga egois dan terjebak dalam kerentanan. Dia menjalani banyak pertempuran, tetapi ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan situasi yang menyedihkan di rumah semakin memperburuk rekam jejaknya sebagai suami.
Ketika Marguerite mengungkapkan bahwa ia telah diperkosa, Jean berjuang untuk mempertahankan kehormatan keluarganya, tetapi juga lebih fokus pada reputasinya sendiri.
Jacques Le Gris (Adam Driver)
Jacques adalah karakter ambivalen yang menarik. Dalam pandangan pertamanya, ia terlihat sebagai seorang pahlawan romantis tetapi seiring dengan berjalannya cerita. Terlihat bahwa ia adalah sosok egois yang menggunakan pesonanya untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
Aksesnya terhadap kekuasaan membuatnya tidak terpengaruh oleh tuduhan, dan dia menganggap Marguerite sebagai sekadar objek.
Marguerite de Carrouges (Jodie Comer)
Marguerite adalah karakter pusat dari cerita ini dan selama ini kurang mendapat perhatian. Diperankan dengan sangat baik oleh Jodie Comer, karakter ini menyuarakan perjuangan yang harus dihadapinya saat mencoba membela kehormatannya dalam masyarakat yang tidak memberi suara pada wanita. Marguerite menunjukkan keberanian dan keteguhan hati yang luar biasa meskipun banyak pihak yang meragukan kesaksiannya.
Ketiga karakter ini membuat penonton mempertimbangkan perspektif yang berbeda mengenai apa yang terjadi, menunjukkan betapa subjektifnya kebenaran. Penceritaan tidak hanya berpusat pada pertempuran fisik. Tetapi juga pada cipher emosional yang mengarahkan karakter untuk berhadapan dengan trauma dan pengkhianatan yang mereka alami.
Baca Juga: Bayi Ajaib: Merayakan Keajaiban Kehidupan dalam Setiap Napas
Penggunaan Teknik Penceritaan
Salah satu aspek paling menarik dari The Last Duel adalah struktur naratifnya. Film ini menggunakan pendekatan yang mirip dengan film Rashomon oleh Akira Kurosawa, dengan menceritakan satu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Setiap bab dimulai dengan judul yang menunjukkan siapa pengeritanya, diikuti oleh nama karakter. Dengan bab Marguerite yang diberi perhatian khusus saat menyatakan hanya Kebenaran.
Dalam bab ini, Jean digambarkan sebagai pahlawan yang agung yang harus berjuang melawan keadaan yang penuh ketidakadilan. Ia merasa tersakiti oleh semua orang di sekitarnya, dan penonton ditunjukkan betapa berbahayanya kebanggaan dan api ego yang membara di dalamnya. Jacques menggambarkan cerita sebagai kisah cinta, di mana Marguerite ditampilkan seolah-olah merespon perasaan jujurnya.
Namun, perspektif ini sangat menyesatkan dan terasa manipulatif, menempatkan Jacques dalam posisi sebagai korban seakan kejahatan yang dilakukannya bukanlah tindakan pemerkosaan yang nyata. Ini adalah bab yang paling kuat, memperlihatkan bagaimana Marguerite harus berjuang untuk diperhitungkan sebagai individu, bukan sekadar objek dalam perjuangan dua orang pria.
Melalui kisahnya, terlihat dengan jelas betapa berat dan mengerikannya situasi bagi banyak wanita dalam masyarakat patriarkal. Menekankan perlunya untuk memperdulikan suara yang sering kali dibungkam.
Tema yang Dieksplorasi
The Last Duel mengeksplorasi berbagai tema penting yang sangat relevan dengan situasi masyarakat saat ini. Di antara tema-tema tersebut adalah:
- Kekuasaan dan Gender: Film ini dengan berani menyelidiki bagaimana kekuasaan dan patriarki berfungsi dalam masyarakat abad ke-14. Marguerite, sebagai protagonis, jelas menunjukkan perjalanannya berjuang untuk keadilan dalam dunia di mana akta kejahatan ditentukan oleh kekuatan fisik dan status sosial pria. Setiap kegagalan untuk mendengarkan dan menghormati suara Marguerite mencerminkan bagaimana perempuan sering dinilai dari pandangan pria.
- Keadilan dalam Hukum: Sebagai penggambaran yang mempertanyakan keadilan, film ini menunjukkan bagaimana sistem hukum pada masa itu cenderung melindungi penguasa daripada korban. Tuduhan wanita dianggap sebagai isu properti, mengakibatkan wahana keadilan yang jauh dari realitas moral.
- Toxic Masculinity: The Last Duel memperlihatkan dinamika toxic masculinity yang berperan dalam pengambilan keputusan pria-pria di sekitarnya. Jean dan Jacques masing-masing diperlihatkan berjuang untuk membuktikan diri mereka sebagai pria berani dalam duel, mengabaikan dampaknya terhadap Marguerite.
Penerimaan Kritis dan Respons Penonton
Film ini telah menerima tanggapan beragam dari kritikus dan penonton. Di satu sisi, banyak yang memuji visualnya yang memukau, tema yang mendalam, serta penampilan luar biasa dari para pemain utama. Di sisi lain, beberapa kritik mengenai durasi film yang lama dan penggambaran kekerasan seksual menjadi perhatian.
Kritikus memberikan pujian pada Scott yang berhasil mewujudkan visi sinematik yang terasa otentik dan menarik. Akting Jodie Comer sebagai Marguerite terutama disebut-sebut sebagai penampilan yang kuat dan memberikan penghormatan yang layak kepada karakter tersebut.
Di sisi lain, kontroversi muncul karena penggambaran pemerkosaan yang dilihat sebagai eksploitasi alih-alih penyampaian pesan moral. Beberapa kritikus berargumen bahwa penyajian tersebut lebih cenderung menjadi alat untuk menarik perhatian daripada untuk tujuan yang lebih mendalam dan berarti.
Kesimpulan
The Last Duel adalah sebuah film yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah pikiran. Dalam dunia modern yang masih berjuang melawan isu kekerasan seksual dan ketidakadilan gender. Film ini mampu mendorong penontonnya untuk merenung lebih dalam tentang kebenaran, kekuasaan, dan hak-hak perempuan.
Melalui penggambaran realitas patriarki dan perjuangan Marguerite, film ini menunjukkan bahwa meskipun kisah ini terjadi ratusan tahun yang lalu, isu-isu tersebut tetap relevan hingga saat ini. The Last Duel jadi sebuah pengingat untuk setiap individu untuk melihat kebenaran dari berbagai sudut pandang dan melawan ketidakadilan dalam bentuk apa pun.
Dengan performa yang kuat, sinematografi yang memukau, dan tema yang mengajak kita berpikir kritis. The Last Duel layak menjadi bagian dari diskusi tentang representasi perempuan dalam film dan bagaimana sejarah dapat memberikan pelajaran bagi masa depan.
Film ini dapat menjadi bahan refleksi berharga, tidak hanya untuk sinema, tetapi juga untuk membangun kesadaran akan pentingnya memberikan suara pada mereka yang sering kali dibungkam dalam cerita-cerita yang ada.
Setiap elemen film, dari karakterisasi hingga penggunaan teknik naratif, secara efektif membangun sebuah karya yang tidak hanya ingin dilihat, tetapi juga dirasakan mendalam oleh penontonnya.
Dengan pesan yang kuat dan pencerahan yang beragam, The Last Duel berhasil menjadi filem yang mewakili era baru dalam mendiskusikan persoalan yang sangat relevan di zaman modern.
Buat kalian yang ingin mengetahui ulasan film drama menarik lainnya, KUMPULAN DRAMA INDONESIA adalah gudang dimana kalian bisa melihat film drama terbaru dan terupdate setiap hari.