Film Yohanna: Pergulatan Iman dan Realita Pahit di Tanah Sumba
Yohanna adalah film drama tentang seorang biarawati muda bernama Yohanna (Laura Basuki) yang terlibat dalam dunia pekerja anak di Sumba.
Film ini mengangkat tema eksploitasi anak, kemiskinan, dan krisis iman. Yohanna, ditemani mantan biarawati Malu, menghadapi berbagai masalah duniawi yang menguji imannya. Dengan visual yang memukau dan alur non-linear, Yohanna mengajak penonton merenungkan nilai-nilai kemanusiaan dan realita kehidupan di Sumba Timur.
Film ini juga menyoroti masalah perempuan yang terpinggirkan dan tradisi kawin paksa. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran KUMPULAN DRAMA INDONESIA.
Sinopsis Singkat Film Yohanna
Yohanna adalah film drama produksi internasional tahun 2024 yang ditulis, disutradarai, dan diproduseri oleh Razka Robby Ertanto, dengan Laura Basuki sebagai pemeran utama. Film ini melakukan pemutaran perdana di Festival Film Internasional Rotterdam ke-53 pada 29 Januari 2024, dan bersaing untuk penghargaan VPRO Big Screen Award. Fotografi utama berlangsung di Sumba, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, dan selesai pada Mei 2022.
Film ini bercerita tentang seorang biarawati muda bernama Yohanna, diperankan oleh Laura Basuki, yang terlibat dalam dunia pekerja anak di Sumba. Perjumpaan ini memulihkan tujuan hidupnya. Yohanna pergi ke Sumba untuk memberikan bantuan kepada korban bencana alam, ditemani oleh Malu, seorang mantan biarawati. Dalam perjalanannya, ia menghadapi berbagai rintangan yang berpotensi menyeretnya ke dalam perbuatan dosa, seperti pencurian, perjudian, dan alkoholisme.
Baca Juga: Drama Alice in Borderland, Perpaduan Seru Antara Ketegangan dan Misteri
Karakter yang Menggugah Dalam Film Yohanna
Laura Basuki berperan sebagai Yohanna, seorang biarawati muda yang mengalami krisis iman. Yohanna digambarkan sebagai karakter yang humanis di tengah kerasnya kehidupan Sumba, membuatnya terasa lebih realistis. Ia dihadapkan pada berbagai masalah duniawi, termasuk menyaksikan pernikahan dini, pencurian, dan perjudian. Yohanna harus mencari mobil pinjaman yang dicuri dan terlibat masalah baru yang tak disangkanya.
Kirana Putri Grasela berperan sebagai Alis, seorang anak perempuan asli Sumba yang tangguh dan memukau dalam aktingnya. Alis digambarkan sebagai anak yang ditempa kerasnya kehidupan dan berani melawan preman setempat untuk bertahan hidup dengan berjualan minuman beralkohol. Iqua Tahlequa berperan sebagai Malu, mantan biarawati yang menemani Yohanna dalam perjalanan ke Sumba.
Tema Film Yohanna
Film Yohanna mengangkat tema perjuangan di tengah eksploitasi anak, krisis moral, dan kemiskinan di Sumba Timur. Film ini mengisahkan seorang biarawati muda bernama Yohanna yang diperankan oleh Laura Basuki, yang menghadapi kejamnya praktik eksploitasi anak dan kemelut sosial masyarakat setempat. Yohanna juga mengalami krisis keimanan dan bergumul dengan masalah duniawi.
Film ini menggambarkan realitas kehidupan masyarakat Sumba Timur dengan jalan-jalan berdebu, pasar yang kumuh, dan kemiskinan. Sutradara memilih open-ending untuk meninggalkan pertanyaan menggantung tentang nasib para tokohnya. Film ini juga menyoroti kontradiksi yang ada di Sumba, di mana keindahan alam dan ritual leluhur berpadu dengan kerasnya pekerja anak dan korupsi polisi
Visual dan Musik yang Memikat
Film Yohanna menawarkan visual yang memikat melalui sinematografi Odyssey Flores, yang menangkap lanskap Sumba dengan indah. Penggunaan low angle memberikan kesan agung pada pemandangan alam. Warna kuning yang dominan dalam color grading melambangkan terik matahari dan kerasnya kehidupan di Sumba Timur.
Pengeditan oleh Diego Marx Dobles menggunakan alur non-linear yang melompat-lompat, memberikan tantangan bagi penonton. Christopher Barnett menyusun musik untuk film ini. Visual dan musik dalam film ini bekerja sama untuk menciptakan suasana yang kuat dan emosional, memperdalam pengalaman penonton dalam memahami cerita dan tema yang diangkat.
Pesan Inspiratif untuk Penonton
Yohanna menyampaikan pesan inspiratif bahwa hidup tidak selalu hitam putih; selalu ada sisi abu-abu dalam kehidupan dan diri manusia. Film ini mengajak penonton melihat lebih dekat realita kehidupan masyarakat Sumba Timur, termasuk masalah eksploitasi anak dan kemiskinan. Yohanna, sebagai biarawati, juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan keraguan.
Film ini memberikan suara bagi perempuan dan kelompok yang termarjinalkan, menekankan pentingnya kemanusiaan dan empati. *Yohanna* mendorong penonton untuk merenungkan nilai-nilai moral dan sosial, serta mempertimbangkan perspektif baru tentang kehidupan di daerah terpencil.
Kesimpulan
Yohanna adalah film yang layak ditonton karena mengangkat isu-isu sosial yang penting dan relevan dengan alur cerita yang kuat dan karakter yang kompleks. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan memberikan perspektif baru tentang kehidupan di daerah terpencil seperti Sumba.
Meskipun alur non-linear dapat membingungkan, penampilan Laura Basuki dan pemain lainnya, serta sinematografi yang indah, membuat film ini tetap memikat. Film ini memberikan kontribusi penting dalam diskusi tentang eksploitasi anak, kemiskinan, dan krisis keimanan, serta memberikan suara bagi mereka yang termarjinalkan.