Film Sorop yang Isinya Jumpscare Dengan Plot Bikin Mumet!

bagikan

​Film Sorop adalah sebuah karya yang diangkat dari kisah-kisah menyeramkan yang diciptakan oleh SimpleMan melalui utas-utas di Twitter, yang telah menjadi favorit para penikmat horor di Indonesia.​

Film Sorop yang Isinya Jumpscare Dengan Plot Bikin Mumet!

Salah satu cerita paling terkenal dalam karyanya adalah ritual mistis bernama puasa Sorop, yang berhasil menarik perhatian banyak orang dengan misteri dan kengerian yang diciptakannya. Berdasarkan latar belakang yang kuat ini, sutradara Upi Avianto berani mengambil langkah untuk membawa cerita tersebut ke layar lebar. Dibawah ini KUMPULAN DRAMA INDONESIA  akan membahas sinopsis, tema, serta respons terhadap film “Sorop” yang telah diluncurkan.

Sinopsis ​Film Sorop

Film Sorop mengikuti kisah dua kakak-beradik, Hanif (diperankan oleh Hana Malasan) dan Isti (Yasamin Jasem), yang kembali ke rumah masa kecil mereka. Kunjungan ini ternyata membawa mereka kembali ke dalam teror mistis dan kutukan terkait puasa Sorop, sebuah ritual kuno yang menyimpan rahasia kelam.

Setelah berada di rumah tersebut, mereka mulai menyadari kebangkitan kekuatan supernatural yang mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Dengan menghadapi tantangan gaib yang menciptakan ketegangan dan rasa takut yang mendalam, Hanif dan Isti dituntut untuk menyatukan keberanian guna menghadapi masa lalu mereka. Mereka harus mencari jawaban atas misteri keluarga yang terpendam dan berusaha untuk membebaskan diri dari jeratan kutukan yang mengancam jiwa mereka.

Tantangan Dalam Membangun Narasi

Mengingat latar belakang cerita yang diambil dari utas media sosial, mengadaptasi Sorop menjadi film layar lebar merupakan tantangan yang tidak mudah. Berbeda dari novel atau cerpen, utas Twitter sering kali tidak memiliki struktur naratif yang jelas dan diisi dengan celah yang sengaja dibiarkan untuk memicu imajinasi pembaca.

Sutradara Upi Avianto berusaha untuk memperluas cerita yang mungkin awalnya hanya mengandalkan misteri ringkas dan elemen horor. Namun, perjalanan ini tidak berjalan mulus. Narativ yang berputar-putar tanpa arah jelas terlihat, menciptakan kesan bahwa pengembangan cerita tidak maksimal dan mengarah pada kebingungan di kalangan penonton.

Kesalahan Dalam Pengembangan Cerita

Meskipun banyak penggemar yang menantikan film Sorop karena cerita aslinya yang menarik. Banyak kritikus merasa bahwa film ini seperti berjalan di tempat tanpa ada arah yang jelas. Beberapa bagian cerita tampak hanya dimasukkan untuk membangkitkan rasa penasaran penonton, tapi sayangnya, karakter-karakternya tidak berkembang dengan baik.

Akibatnya, penonton mungkin merasa kurang terhubung atau peduli dengan apa yang terjadi pada tokoh-tokoh dalam film ini. ​Sutradara tampaknya lebih fokus untuk menciptakan momen-momen mencekam dengan banyak jumpscare. Sehingga hal yang paling penting dalam film horor narasi yang kuat justru terabaikan.​

Banyak sekali adegan jumpscare yang muncul tanpa konteks yang jelas, membuat penonton merasa terkejut hanya untuk terkejut saja. Akibatnya, alih-alih merasa tegang karena alur cerita yang menarik, penonton malah disuguhkan lonjakan ketegangan yang terasa datar dan tidak memuaskan.

Visual yang Terlalu Gelap

Satu hal yang patut dicatat adalah penggunaan visual yang gelap dalam Sorop. Terlepas dari faktanya bahwa film horor sering kali membutuhkan suasana yang kelam, eksekusi di sini tampaknya menjadi berlebihan. Penonton mungkin merasa kesulitan untuk melihat detail penting serta mengikuti perkembangan cerita dengan baik.

Kemunculan elemen visual yang terlalu gelap dapat membuat pengalaman menonton terasa tidak nyaman. Terutama bagi mereka dengan sensitivitas terhadap suasana gelap. Tidak jarang film horor yang menarik dapat mengandalkan kontras yang baik antara cahaya dan gelap untuk menciptakan efek yang mendebarkan. Yang sayangnya tidak berhasil dilakukan di Sorop.

Baca Juga: Film Nanti Kita Cerita Hari Ini, Sebuah Konflik dan Kebangkitan Keluarga

Pesan Moral dan Tema yang Dikandung

Pesan Moral dan Tema yang Dikandung

​Film Sorop tidak hanya sekadar menyajikan teror dan jumpscare. Tetapi juga mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang isu-isu penting dalam hidup. Seperti hubungan keluarga dan trauma dari masa lalu.​ Kisah Hanif dan Isti menunjukkan bagaimana pengalaman pahit yang tak terlupakan bisa mempengaruhi diri kita dan hubungan kita dengan orang-orang terdekat.

Dalam perjalanan mereka menghadapi kutukan. Penonton diajak untuk merenungkan betapa pentingnya menyelesaikan masalah yang telah ada dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi hidup kita ke depan. Selain itu, film ini juga menyoroti betapa kuatnya pengaruh kepercayaan dan tradisi kuno terhadap kehidupan sehari-hari. Ritual puasa Sorop menjadi contoh bagaimana hal-hal yang tampaknya kuno dan tidak relevan bisa memiliki dampak nyata pada orang-orang yang terlibat.

Dengan menyuguhkan elemen-elemen budaya dan kepercayaan. Film ini tidak hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana tradisi dapat membentuk kehidupan kita dan yang terpenting. Mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa mengabaikan masa lalu yang masih membayangi kita.

Kekuatan Adaptasi Dari Media Sosial

Mengadaptasi cerita dari utas media sosial seperti Twitter menjadi film itu bukan perkara gampang. Meski Twitter memberi ruang untuk ide-ide kreatif. Umumnya narasinya tidak terstruktur dengan jelas, sehingga banyak bagian yang perlu diisi supaya penonton bisa menikmati filmnya dengan baik.

Dalam kasus film Sorop, sutradara Upi mencoba untuk mengembangkan cerita menjadi lebih luas, namun sayangnya belum cukup kuat dalam fondasinya. Ketika cerita sudah dipanjangkan tanpa dasar yang solid, penonton bisa merasa kehilangan apa yang awalnya membuat cerita itu menarik.

Hal ini bisa bikin penonton bingung dan tidak terhubung dengan cerita, karena banyak elemen yang tidak terasa relevan. ​Jadi, meskipun ada ide yang menarik di awal, ketika diadaptasi menjadi film. Kisahnya bisa kehilangan esensinya dan nuansa yang membuat penonton penasaran jadi menghilang.​

Harapan Film Horor Indonesia

​Film Sorop meskipun mendapat banyak kritik, tetap bisa jadi pilihan bagi penggemar horor. Bagi yang suka dengan jumpscare dan suasana menegangkan, film ini masih punya beberapa momen yang bisa menghibur. Biar pun ada kelemahan di bagian cerita, pengalaman menonton bisa jadi seru saat kita menikmati ketegangan yang ditawarkan.

Ke depan, harapan kita adalah film-film horor Indonesia yang diadaptasi dari berbagai sumber bisa belajar dari pengalaman ini. ​Penting untuk menjaga alur cerita yang jelas dan mengembangkan karakter dengan baik agar filmnya tidak hanya menakutkan. Tetapi juga punya daya tarik yang lebih mendalam.​

Semoga ke depannya, kita akan melihat lebih banyak film horor yang tidak hanya bikin kita terkejut, tapi juga memiliki cerita yang mengesankan.

Kesimpulan

Sebagai penutup, film Sorop menawarkan pengalaman yang menarik tetapi juga menyisakan kesan yang campur aduk. Dari premis yang menjanjikan hingga percobaan pengembangan cerita yang kurang berhasil, film ini menjadi pembelajaran berharga dalam dunia adaptasi.

Dengan berbagai elemen yang bisa ditingkatkan. Diharapkan penggarapan film horor Indonesia selanjutnya dapat menggali lebih dalam dan menampilkan kualitas yang lebih baik. Jadi, bagi Anda penikmat horor yang penasaran, ​film Sorop mungkin patut dicoba. Siapa tahu, Anda akan menemukan elemen mengejutkan yang menarik di dalamnya.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi tentang film terupdate lainnya hanya di KUMPULAN DRAMA INDONESIA.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *