Film Morbius, Anti-Hero yang Terjebak Antara Kebaikan dan Kejahatan

bagikan

Film Morbius, yang dirilis April 2022, merupakan entri terbaru dalam Sony’s Spider-Man Universe (SSU) yang menghadirkan karakter Marvel.

Film Morbius, Anti-Hero yang Terjebak Antara Kebaikan dan Kejahatan

Disutradarai oleh Daniel Espinosa dan dibintangi oleh Jared Leto sebagai Dr. Michael Morbius, film ini menawarkan perspektif baru tentang anti-hero dan tantangan yang dihadapinya. KUMPULAN DRAMA INDONESIA akan membahas berbagai aspek dari film Morbius, mulai dari proses produksi, alur cerita, karakter dan tema yang diangkat, hingga penerimaan publik dan masa depan franchise ini.

Latar Belakang Produksi

Pengembangan film Morbius dimulai sejak jauh sebelum film ini dirilis. Karakter Morbius pertama kali muncul dalam komik The Amazing Spider-Man pada tahun 1971 sebagai seorang ilmuwan yang berubah menjadi vampir.

Namun, banyak yang merasa karakter Morbius belum sepenuhnya dieksplorasi dalam media lain. Mengingat film-film superhero lainnya juga telah menciptakan banyak variasi dari karakter anti-hero.

Sony Pictures, yang memegang hak atas karakter Spider-Man dan banyak karakternya, mulai merencanakan film ini sebagai bagian dari usaha mereka untuk mengembangkan Spider-Man Universe.

Pada tahun 2017, mereka mendekati Matt Sazama dan Burk Sharpless untuk menulis skrip, dan Jared Leto dipilih untuk memerankan tokoh utama. Produksi dimulai pada awal tahun 2019 dan lokasi utama pengambilan gambar termasuk London dan Manchester.

Film ini mengalami beberapa penundaan dalam peluncurannya akibat pandemi COVID-19. Dari jadwal awal pada tahun 2020 hingga akhirnya dirilis pada April 2022. Namun, meskipun diharapkan menjadi hit seperti Venom, Morbius menghadapi banyak tantangan dalam aspek naratif dan visual.​

Alur Cerita

Morbius mengikuti Dr. Michael Morbius, seorang ilmuwan terkemuka yang menderita penyakit darah langka dan berusaha menemukan solusi untuk dirinya sendiri dan rekannya, Milo. Dalam eksperimen yang tidak terduga, Morbius menginfuskan DNA dari kelelawar vampir ke dalam tubuhnya dengan harapan menemukan obat, namun hal itu mengubahnya menjadi vampir yang merusak.

Pengobatan Morbius berhasil, namun dia terpaksa menghadapi sisi gelap dari kekuatannya yang baru ditemukan. Ketika rasa haus akan darah mulai menguasainya, Morbius harus berjuang untuk mengendalikan instingnya agar tidak membunuh orang yang tidak bersalah. Ketika Milo, yang juga menderita penyakit yang sama, meminta untuk disembuhkan, kebangkitan mereka berdua menciptakan konflik moral yang mendalam.

Konflik utama dari film ini berpusat pada pertarungan antara Morbius dan Milo, yang kini juga memiliki kekuatan vampir. Sementara Morbius berusaha mengendalikan dirinya dan tetap menghormati moralitasnya, Milo memilih untuk sepenuhnya mengadopsi sifat vampirnya, menciptakan ketegangan yang membangun sepanjang narasi.

Karakter dan Perkembangannya

Karakter-karakter dalam Morbius membawa bobot emosional dari cerita ini dan membantu menyoroti tema yang lebih dalam tentang kemanusiaan dan monster. Diantaranya adalah:

  • Dr. Michael Morbius: Jared Leto memerankan Michael Morbius dengan dengan nuansa dramatis yang mengedepankan konflik batin. Michael digambarkan sebagai ilmuwan cerdas tetapi terjebak dalam dilemma moral; ia sangat ingin menyelamatkan orang lain dari penyakit tetapi harus berjuang dengan identitas barunya sebagai vampir yang haus darah.
  • Loxias Milo Morbius: Matt Smith berperan sebagai Milo, sahabat sekaligus rival Morbius. Milo memiliki perjalanan yang berbeda, menerima ketakutannya dan mengadopsi kekuatan barunya dengan senang hati. Perbedaan pilihan antara Milo dan Morbius menyoroti tema tentang kebaikan versus keburukan dalam film ini. Menjadikan karakter mereka lebih kompleks dan menarik.
  • Martine Bancroft dan Dr. Emil Nikos: Adria Arjona berperan sebagai Martine Bancroft, kekasih dan rekan ilmiah Morbius, yang memberikan dukungan moral dan emosional. Sementara itu, Jared Harris berperan sebagai Dr. Emil Nikos, mentor bagi Morbius dan Milo, yang menjadi simbol dari apa yang hilang dalam perjalanan Morbius. Karakter mereka memberikan lapisan tambahan pada dinamika cerita dan menekankan hubungan antara manusia dan moralitas.

Tema yang Diangkat

Salah satu tema utama dalam Morbius adalah dilema moral yang dialami oleh protagonis. Morbius harus berjuang dengan sisi gelap dirinya yang baru, memperlihatkan bahwa pertarungan melawan monster tidak hanya terjadi di luar tetapi juga di dalam diri sendiri.

Ketika dia berusaha menahan hawa nafsu vampirnya, penonton diajak untuk mempertanyakan apa artinya menjadi seorang hero. Film ini mengeksplorasi batasan penelitian ilmiah dan dampaknya pada kemanusiaan.

Morbius, yang ingin menyelamatkan orang lain, harus menghadapi kenyataan bahwa dalam pencariannya, dia merugikan banyak orang. Tema ini sentral dalam perkembangan karakter, mengundang pertanyaan tentang seberapa jauh seseorang siap melakukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Baca Juga: Kawin Tangan: Sebuah Pernikahan dan Kesehatan Seksual!

Penerimaan Kritikus dan Box Office

Penerimaan Kritikus dan Box Office

Morbius dirilis dengan harapan besar, tetapi ternyata mendapat sambutan dingin dari kritik. Banyak yang menggambarkan film ini sebagai sebuah kegagalan kritis. Respon kritis terhadap Morbius umumnya negatif, dengan Rotten Tomatoes mencatat bahwa film ini mendapatkan 15% dukungan dari kritik.

Banyak yang menyebutkan bahwa narasi dan pengembangan karakter terasa lemah, meskipun beberapa pengamat mengapresiasi penampilan Jared Leto dan Matt Smith. Di box office, Morbius berhasil meraih $167 juta di seluruh dunia. Namun angka tersebut dianggap rendah dibandingkan biaya produksinya yang berkisar antara $75 hingga $83 juta.

Penurunan drastis pada minggu-minggu berikutnya juga menjadi sorotan, menunjukkan bahwa film ini tidak dapat mempertahankan penontonnya setelah rilis awal. Meskipun ada harapan dari Sony setelah melejitnya Venom, Morbius justru memberikan hasil yang sebaliknya.

Kontroversi dan Fenomena Meme

Setelah rilis, Morbius menjadi subyek berbagai meme di internet, menyoroti bagaimana film tersebut menjadi bahan tertawaan dan ejekan. Banyak meme yang beredar di media sosial, merespons penerimaan negatif film ini dengan cara yang humoris.

Meskipun secara kritis diabaikan, film ini mendapat perhatian lebih di jagat maya, yang pada akhirnya menjadi alasan bagi Sony untuk merilis ulang film ini di bioskop beberapa bulan kemudian meskipun hasilnya tetap mengecewakan. Fenomena meme ini menunjukkan bagaimana audiens saat ini berinteraksi dengan film di era digital.

Meski Morbius dipandang sebagai salah satu film superhero yang gagal, meme tersebut menciptakan komunitas yang merayakan kegagalan film ini dalam budaya pop, memberikan perspektif yang berbeda terhadap cara pandang audiens terhadap film superhero.

Morbius dan Sony’s Spider-Man Universe

Masa depan Morbius dalam konteks yang lebih besar mengenai Sony’s Spider-Man Universe (SSU) masih belum jelas. Tetapi ada spekulasi mengenai kemungkinan sekuel dan keterlibatannya dalam film-film mendatang. Meskipun penerimaan negatif untuk Morbius, ada pembicaraan mengenai sekuel yang mungkin mengikuti kisah Morbius lebih lanjut.

Jared Leto mengungkapkan ketertarikan untuk menjelajahi lebih jauh karakter Morbius dan mungkin terlibat dalam proyek-proyek SSU yang lebih besar seperti film Sinister Six. Namun, apakah Sony akan melanjutkan proyek ini bergantung pada penilaian akhir dari Morbius sendiri. Film ini juga memperkenalkan karakter Adrian Toomes dari MCU yang memainkan peran dalam post-credit scene.

Keberadaan Toomes membuka kemungkinan interaksi antara karakter-karakter dari universum yang berbeda. Yang bisa memicu kolaborasi yang menarik dalam proyek-proyek mendatang di SSU. Hal ini juga memunculkan harapan untuk melihat karakter-karakter lain seperti Venom dan Kraven.

Kesimpulan

Morbius menjadi sebuah contoh menarik tentang bagaimana film superhero bisa menjadi kontroversial dan polarizing. Dengan latar belakang yang menantang, penampilan karakter yang kuat, dan tema yang mendalam. Film ini lantas menjadi pembicaraan hangat di kalangan penggemar dan kritikus.

Meskipun tidak mendapatkan pengakuan yang diharapkan, Morbius mungkin telah membuka jalan bagi eksplorasi yang lebih luas terhadap karakter-karakter anti-hero dalam dunia superhero yang semakin kompleks.

Kedepannya, pecinta superhero dan penggemar Morbius tentu berharap untuk melihat lebih banyak dari karakter ini dan berapa banyak peluang baru yang dapat muncul di Sony’s Spider-Man Universe.

Buat kalian yang ingin mengetahui ulasan film drama menarik lainnya, KUMPULAN DRAMA INDONESIA adalah gudang dimana kalian bisa melihat film drama terbaru dan terupdate setiap hari.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *