Blonde – Drama yang Memukau & Tentang Marilyn Monroe

bagikan

Blonde, yang dirilis pada tahun 2022, adalah salah satu film yang paling dinantikan dan kontroversial. Sebagai sebuah drama biopik

Blonde-–-Drama-yang-Memukau-&-tentang-Marilyn-Monroe

Mengisahkan kehidupan salah satu ikon budaya pop terbesar sepanjang masa, Marilyn Monroe, film ini bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga cerminan dari ambiguitas kehidupan sang bintang. Blonde, disutradarai oleh Andrew Dominik dan dibintangi oleh Ana de Armas, mencoba menggambarkan sisi gelap kehidupan Marilyn Monroe yang seringkali tersembunyi di balik gemerlap Hollywood.

Blonde, termasuk alur cerita, penampilan para pemain, penggambaran kehidupan Monroe, serta kontroversi yang menyelimuti film ini. Kita juga akan membahas bagaimana film ini mencoba memberikan sudut pandang yang berbeda mengenai Marilyn Monroe dan apa yang bisa kita pelajari dari kehidupannya. Di bawah ini KUMPULAN DRAMA INDONESIA akan memberikan lebih banyak tentang drama-drama lainnya.

Sinopsis Blonde

Blonde diadaptasi dari novel karya Joyce Carol Oates dengan judul yang sama. Novel ini, meskipun berdasarkan pada kehidupan Marilyn Monroe, tidak sepenuhnya akurat secara historis, tetapi lebih merupakan fiksi yang terinspirasi dari perjalanan hidup sang aktris. Hal yang sama berlaku untuk film ini, di mana Andrew Dominik mengambil pendekatan yang lebih spekulatif dan puitis dalam mengisahkan kehidupan Monroe.

Cerita dimulai dengan masa kecil Norma Jeane Mortenson, yang nantinya dikenal sebagai Marilyn Monroe. Kehidupan awalnya diwarnai oleh trauma dan kekerasan, terutama dari hubungan yang tegang dengan ibunya, Gladys, yang menderita gangguan mental. Norma Jeane dibesarkan dalam situasi yang penuh ketidakstabilan, di mana ia selalu merindukan sosok ayah yang tidak pernah ia kenal.

Seiring bertambahnya usia, Norma Jeane tumbuh menjadi seorang perempuan yang cantik dan berbakat. Ia mulai merintis karier di dunia modeling, sebelum akhirnya masuk ke industri film dan menjadi salah satu aktris paling terkenal di dunia. Namun, kesuksesan yang ia raih di depan kamera tidak sejalan dengan kehidupan pribadinya. Di balik senyum glamornya, Monroe berjuang melawan rasa kesepian, ketidakpastian, serta tekanan yang terus datang dari Hollywood dan publik.

Film ini menggambarkan berbagai momen penting dalam kehidupan Monroe, termasuk hubungan romantisnya yang gagal, perjuangannya melawan ketergantungan obat, serta bagaimana ia terus berusaha mencari identitas dirinya di tengah tuntutan sebagai bintang film. Blonde menyoroti dualitas kehidupan Marilyn Monroe, yang selalu terjebak antara citra publik dan realitas pribadinya yang penuh dengan kesedihan.

Ana de Armas sebagai Marilyn Monroe

Salah satu daya tarik utama dari Blonde adalah penampilan Ana de Armas sebagai Marilyn Monroe. Sebelum film ini dirilis, ada banyak keraguan tentang kemampuan de Armas untuk memerankan ikon besar seperti Monroe, terutama karena latar belakang de Armas yang berasal dari Kuba dan aksen aslinya yang berbeda dari Monroe. Namun, ketika film ini ditayangkan, kritik yang sebelumnya ada segera terhapus oleh penampilannya yang menakjubkan.

Ana de Armas memberikan penampilan yang mendalam dan emosional sebagai Marilyn Monroe. Dalam setiap adegan, de Armas berhasil menangkap kerentanan dan kompleksitas karakter Monroe, dari sisi glamornya hingga sisi rapuhnya yang tersembunyi. Ia menggambarkan dengan sangat baik rasa sakit yang dirasakan Monroe akibat tekanan dari Hollywood, hubungan pribadinya yang kacau, serta ketidakmampuannya untuk sepenuhnya menerima identitas Norma Jeane di balik sosok Marilyn Monroe yang dipuja oleh dunia.

Penampilan de Armas yang mendalam ini memunculkan banyak diskusi dan apresiasi dari kritikus film, meskipun aksennya menjadi titik perdebatan. Ada yang memuji usahanya untuk menghidupkan kembali ikon legendaris tersebut, sementara yang lain merasa bahwa aksen kubanya kadang-kadang mengganggu. Namun, terlepas dari kritik kecil tersebut, Ana de Armas sukses mengangkat film ini ke tingkat yang lebih emosional dan manusiawi.

Baca Juga: The Whirlwind – Berkisah Tentang Bentrokan Besar Antara Perdana Menteri

Representasi Kehidupan Marilyn Monroe

Representasi Kehidupan Marilyn Monroe

Sebagai film biopik, Blonde mengambil kebebasan kreatif dalam penggambaran kehidupan Monroe. Film ini, yang berdasarkan novel Joyce Carol Oates, menekankan aspek-aspek fiksi dan spekulatif dari kehidupan sang bintang. Ini berarti bahwa meskipun ada elemen-elemen yang didasarkan pada kejadian nyata, film ini tidak sepenuhnya akurat secara historis. Andrew Dominik, sang sutradara, memilih untuk lebih fokus pada aspek psikologis dan emosional kehidupan Monroe, daripada menciptakan catatan sejarah yang detail dan akurat.

Salah satu contoh kebebasan kreatif yang diambil oleh film ini adalah cara mereka menggambarkan hubungan. Monroe dengan para pria dalam hidupnya, termasuk dengan Joe DiMaggio dan Arthur Miller. Di sini, film lebih menekankan pada bagaimana Monroe merasakan hubungan-hubungan tersebut, termasuk perasaan kehilangan, penghinaan, dan penolakan. Dalam kenyataannya, hubungan Monroe dengan pria-pria ini mungkin jauh lebih kompleks dan tidak seburuk yang digambarkan oleh film.

Selain itu, Blonde juga menyoroti tekanan besar yang dihadapi Monroe sebagai seorang ikon kecantikan dan seksualitas di Hollywood. Film ini tidak takut untuk menggambarkan ketidakadilan yang dialami Monroe sebagai perempuan dalam industri yang pada saat itu sangat patriarkis. Namun, sekali lagi, beberapa momen dalam film adalah interpretasi fiktif dari pengalaman Monroe, bukan representasi literal dari kenyataan.

Meskipun begitu, Blonde tetap berhasil memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana tekanan dari industri hiburan dan harapan publik. Mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seorang bintang seperti Marilyn Monroe. Ini adalah kisah tentang seorang perempuan yang berusaha untuk mempertahankan identitas dirinya di tengah gemerlap ketenaran yang pada akhirnya membawanya ke jurang kehancuran.

Kontroversi & Tanggapan Publik

Sejak awal diumumkan, Blonde telah memicu kontroversi. Salah satu kontroversi utama terkait dengan peringkat NC-17 yang diberikan kepada film in. Berarti bahwa film ini mengandung adegan-adegan yang dianggap terlalu eksplisit atau mengganggu untuk penonton di bawah 17 tahun. Keputusan ini jarang terjadi untuk film arus utama, dan banyak yang merasa bahwa adegan-adegan tersebut mungkin terlalu berlebihan.

Selain itu, beberapa kritikus dan penonton merasa bahwa film ini terlalu mengeksploitasi kehidupan pribadi Monroe. Terutama dalam cara mereka menggambarkan aspek-aspek tragis dari kehidupannya. Beberapa orang berpendapat bahwa film ini terlalu fokus pada penderitaan Monroe dan tidak cukup memberikan gambaran tentang prestasinya sebagai aktris dan pengaruhnya sebagai ikon budaya pop. Ada kekhawatiran bahwa film ini lebih mengukuhkan citra Marilyn Monroe sebagai korban daripada memberikan penghormatan kepada warisannya sebagai salah satu bintang terbesar di dunia.

Namun, di sisi lain, ada juga yang memuji keberanian Blonde dalam mengeksplorasi sisi gelap kehidupan Monroe. Mereka merasa bahwa film ini memberikan gambaran yang lebih jujur tentang betapa sulitnya menjadi seorang ikon yang selalu berada di bawah sorotan publik. Bagi banyak penonton, film ini adalah pengingat bahwa di balik senyum glamor Marilyn Monroe. Seorang perempuan yang berjuang dengan ketidakpastian, trauma, dan keinginan untuk diterima sebagai dirinya sendiri.

Warisan Marilyn Monroe

Blonde pada akhirnya membawa kita untuk merenungkan warisan Marilyn Monroe yang lebih luas. Di luar citra seksinya, Monroe adalah seorang perempuan yang kompleks, dengan bakat luar biasa dan perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan. Meski kariernya penuh dengan sorotan dan kesuksesan, kehidupan pribadinya menggambarkan kerentanan yang dirasakan oleh banyak bintang lainnya di dunia hiburan.

Monroe tidak hanya meninggalkan jejak di dunia perfilman, tetapi juga menjadi simbol kebebasan dan seksualitas bagi generasi mendatang. Film Blonde mengingatkan kita bahwa di balik semua pujian dan kekaguman, ada kisah-kisah yang tak terlihat dan perjuangan yang seringkali diabaikan oleh publik.

Melalui Blonde, kita diingatkan bahwa meskipun Marilyn Monroe dikenal karena kecantikannya yang memikat. Dia juga seorang perempuan yang mencoba menemukan tempatnya di dunia yang terus-menerus menuntut lebih darinya. Film ini, meskipun tidak sempurna dan kontroversial, berhasil menyampaikan pesan bahwa setiap ikon besar juga memiliki cerita manusiawi di baliknya.

Kesimpulan

Blonde adalah sebuah film yang provokatif, kompleks, dan memicu banyak diskusi. Dengan pendekatan spekulatif dan fiksional, film ini berani mengeksplorasi sisi gelap kehidupan Marilyn Monroe. Menunjukkan betapa beratnya tekanan yang ia hadapi sebagai ikon budaya pop.

Penampilan memukau Ana de Armas sebagai Monroe membawa kedalaman emosional yang membuat kita bisa lebih memahami sisi manusiawi dari sang bintang. Ketahui lebih banyak tentang drama-drama yang lebih seru lainnya hanya dengan klik link berikut reviewfilm.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *