|

Mengungkap Misteri di Balik Film Horor Pembantaian Dukun Santet 2025

bagikan

Film Pembantaian Dukun Santet 2025 mengangkat kisah nyata penuh misteri dan ketegangan dari tragedi Banyuwangi 1998 yang masih membekas di masyarakat.

Film Pembantaian Dukun Santet

Film produksi Pichouse Films ini tidak hanya menawarkan hiburan horor biasa, tetapi juga mengandung pesan edukatif yang mendalam. Ini mengajak penonton untuk memahami dinamika sosial, politik, dan kemanusiaan di balik kisah pembantaian tersebut.

Di bawah ini KUMPULAN DRAMA INDONESIA akan membahas secara mendalam film horor Pembantaian Dukun Santet 2025 yang mengangkat kisah nyata penuh misteri dari Banyuwangi.

tebak skor hadiah pulsa  

Latar Belakang Kisah Nyata dan Asal-usul Film

Pembantaian Dukun Santet diangkat dari thread viral berjudul Lemah Santet Banyuwangi yang dibuat oleh akun Jeropoint pada Februari 2023, di mana kisah ini mengungkapkan kejadian pembunuhan massal terkait tuduhan praktik santet yang terjadi pada era tahun 1998 di Banyuwangi.

Awalnya, film ini memiliki judul yang sama dengan thread viral tersebut, namun mendapat protes dari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Banyuwangi yang menilai bahwa penggunaan judul tersebut dapat merusak citra daerah.

Sebagai respons, pihak produser secara resmi mengganti judul menjadi Pembantaian Dukun Santet agar lebih menggambarkan suasana horor dan kekacauan yang terjadi serta memundurkan jadwal tayang menjadi 8 Mei 2025.

Sinopsis dan Alur Cerita

Cerita dimulai di sebuah pondok pesantren di Banyuwangi pada tahun 1998 yang tiba-tiba diselimuti oleh kekacauan yang mengerikan. Teror gaib dan kekerasan menjalar, mengakibatkan kematian sejumlah guru dan murid secara brutal.

Kekisruhan ini semakin menjadi parah ketika pemilik pesantren mendadak menghilang, meninggalkan para guru dalam kebingungan apakah pesantren harus ditutup atau mereka harus bertahan di tengah ancaman nyata itu.

Satrio, seorang santri muda yang tinggal dan belajar di pesantren tersebut, menjadi saksi sekaligus korban dari teror tersebut. Ia berjuang untuk bertahan hidup ketika kelompok pembunuh berpakaian gelap, yang bergerak secara misterius dan tanpa ampun memburu korban yang dianggap sebagai dukun santet, mulai membunuh guru dan murid satu per satu.

Satrio tidak hanya menghadapi sosok pembunuh misterius yang mengejarnya dengan senjata tajam, tetapi juga harus menggali rahasia kelam keluarganya yang terkait erat dengan kejadian ini. Bergulat dengan rasa takut dan tekad, ia berjuang tidak hanya untuk menyelamatkan diri, tetapi juga menjaga keselamatan kedua orang tuanya yang turut terancam bahaya.

Baca Juga: Sebelum Iblis Menjemput: Perpaduan Horor Supranatural & Trauma Psikologis

Pemain dan Produksi

Film Pembantaian Dukun Santet

Film ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat Indonesia yang memberikan nyawa pada kisah kelam tersebut. Kevin Ardilova memerankan Satrio, tokoh utama yang mengalami langsung horor dan tragedi di pesantren Banyuwangi. Aurora Ribero berperan sebagai Annisa, turut menambah warna dalam kisah ini.

Selain itu, Kaneishia Yusuf, Iqbal Sulaiman, dan sederet pemain lainnya seperti Ariyo Wahab, Teuku Rifnu Wikana, dan Pritt Timothy hadir memperkuat karakter di dalam film. Sutradara Azhar Kinoi Lubis yang memimpin penggarapan film ini mengatakan bahwa selain ingin memberikan hiburan.

Film ini juga bertujuan mendidik masyarakat dengan memperlihatkan sisi kompleks dari kejadian yang terjadi di Banyuwangi tersebut. Film ini dipersiapkan dengan cermat selama satu tahun penuh untuk menghadirkan pengalaman horor yang menakutkan. Selain itu, cerita penuh teka-teki di dalamnya memancing penonton untuk berpikir dan menebak dalang di balik pembantaian.

Unsur Horor dan Misteri yang Membuat Terpikat

Pembantaian Dukun Santet bukan sekadar film horor biasa yang mengandalkan teror gaib dan jump scare. Cerita film ini sarat dengan misteri yang membungkus alur dan membuat penonton terus menebak siapa dalang sebenarnya. Sosok pengejar berpenutup kepala ala ninja yang misterius menjadi daya tarik tersendiri.

Kehadiran sosok tersebut memberikan nuansa seram yang berbeda dari film horor lokal kebanyakan. Kengerian film ini tidak hanya berasal dari adegan kekerasan. Suasana ketakutan massal yang melanda komunitas pesantren dan masyarakat sekitar juga sangat terasa. Hal ini memperlihatkan dampak psikologis yang mendalam akibat tuduhan santet yang ekstrim dan tidak beralasan.

Jadwal Tayang dan Reaksi Penonton

Film Pembantaian Dukun Santet tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 8 Mei 2025. Sejak peluncuran trailer dan poster resmi, film ini mendapat perhatian besar dari publik, terutama dari kalangan pecinta film horor dan juga mereka yang tertarik dengan kisah nyata penuh kontroversi yang diangkatnya.

Para penonton dan kritikus menyambut antusias dengan pujian atas kualitas produksi, jalan cerita yang menarik dan sulit ditebak, serta akting para pemain yang dinilai mampu membawakan suasana horor secara kuat namun tetap realistis.

Kesimpulan

Pembantaian Dukun Santet 2025 adalah film horor yang menawarkan sesuatu lebih dari sekadar cerita menakutkan. Dengan berlandaskan fakta dan kisah nyata, film ini berhasil menggabungkan unsur horor, misteri, dan drama sosial-politik yang membekas di benak.

Kisah Satrio dan tragedi kebrutalan di pesantren Banyuwangi membawa penonton pada perjalanan emosional penuh ketegangan. Film ini menyajikan pembelajaran berharga tentang dampak buruk dari tuduhan yang tidak terkendali dan ketakutan massal.

Bagi pecinta horor, Pembantaian Dukun Santet menawarkan pengalaman menantang dengan banyak teka-teki. Film ini juga mengajak penonton memahami sisi gelap sejarah lokal secara menyentuh dan menggugah. Oleh karena itu, Pembantaian Dukun Santet layak menjadi pilihan utama di bioskop pada tahun 2025.

Dapatkan lebih banyak informasi film-film seru dan menarik lainnya dengan lengkap hanya di .


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari Yt MD Pictures
  2. Gambar Kedua dari www.imdb.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *